Di tengah derasnya arus reformasi pendidikan, Indonesia masih terus mengalami tantangan yang berulang. Meski berbagai kebijakan telah silih berganti, masalah mendasar dalam dunia pendidikan belum juga terselesaikan. Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menyampaikan pandangan tajam mengenai realitas ini: gonta-ganti kebijakan tanpa menyentuh akar masalah hanya akan menjadi tambalan sementara.

Mengapa Sistem Pendidikan Masih Belum Berubah Secara Fundamental?

Pendidikan Seolah Sekadar Administrasi

Dalam praktiknya, kebijakan pendidikan di Indonesia sering kali difokuskan pada aspek teknis dan administratif. Padahal, akar dari banyak persoalan pendidikan justru terletak pada pendekatan terhadap anak didik, kualitas relasi guru dan murid, serta budaya belajar yang kurang mendukung perkembangan karakter dan kreativitas.

Baca juga:
Mengapa Sistem Pendidikan Kita Selalu Kalah Start? Ini Jawaban dari Para Ahli

Menurut GSM, perubahan nyata tidak cukup hanya dengan kurikulum baru atau sistem asesmen baru. Yang dibutuhkan adalah transformasi mindset—baik dari pendidik maupun pengambil kebijakan—agar pendidikan bisa menjadi pengalaman yang bermakna, menyenangkan, dan membebaskan potensi siswa.

Apa Saja Masalah Pendidikan yang Belum Tersentuh?

  1. Budaya Sekolah yang Otoriter
    Banyak sekolah masih menerapkan pendekatan yang menekankan kepatuhan daripada eksplorasi dan diskusi. Akibatnya, siswa kehilangan rasa ingin tahu alami mereka.

  2. Pendidik yang Kurang Diberdayakan
    Guru tidak diberi ruang untuk berinovasi. Fokus mereka teralihkan pada pelaporan administratif ketimbang pengembangan pembelajaran kreatif.

  3. Sistem Penilaian yang Tidak Holistik
    Nilai masih menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Padahal, karakter, kemampuan kolaborasi, dan kecerdasan emosional juga sangat penting.

  4. Ketimpangan Akses dan Kualitas
    Kesenjangan antara kota dan daerah masih sangat nyata. Akses terhadap guru berkualitas dan fasilitas pendidikan masih jauh dari merata.

  5. Minimnya Pendekatan Humanis
    Pendidikan sering dilihat sebagai proses mencetak angka, bukan sebagai proses membentuk manusia seutuhnya. Ini menjauhkan pendidikan dari makna sebenarnya.

    Langkah Perubahan yang Perlu Didorong

    Agar pendidikan benar-benar menyentuh akar persoalan, perlu dilakukan perubahan mendalam, di antaranya:

    1. Menerapkan Pendekatan Berbasis Relasi
      Pendidikan harus dibangun di atas dasar hubungan yang sehat dan saling percaya antara guru dan siswa.

    2. Mengubah Cara Pandang terhadap Anak Didik
      Anak bukan wadah kosong yang harus diisi, tetapi individu yang perlu difasilitasi untuk berkembang sesuai potensinya.

    3. Memberdayakan Guru sebagai Agen Perubahan
      Guru harus diberikan ruang untuk bereksperimen, mengevaluasi diri, dan belajar terus-menerus.

    4. Membangun Sekolah sebagai Ekosistem Belajar
      Sekolah harus menjadi tempat yang ramah, aman, dan mendukung proses pertumbuhan emosional serta sosial siswa.

    5. Melibatkan Komunitas dalam Pendidikan
      Orang tua dan masyarakat perlu menjadi bagian dari ekosistem pendidikan, bukan hanya sebagai penonton.

      Perubahan pendidikan bukan sekadar soal kebijakan baru atau jargon reformasi. Ia menuntut keberanian untuk menyentuh akar persoalan yang selama ini terabaikan. Pendiri GSM mengajak kita semua—guru, orang tua, pembuat kebijakan, dan masyarakat—untuk berani berpikir ulang tentang pendidikan. Karena tanpa menyentuh yang paling mendasar, perubahan hanya akan jadi formalitas tanpa hasil nyata.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *